Jumat, 21 Oktober 2016

Proposal Penelitian (STKIP - Sebelas April Sumedang)

KONTRIBUSI LATIHAN KELENTUKAN PERGELANGAN TANGAN TERHADAP KEMAMPUAN WALLBOUNCE TENIS MEJA
(Studi Eksperimen pada Peserta Didik Kelas IV SD Negeri Bantarjambe, Kecamatan Cisitu, Kabupaten Sumedang)


PROPOSAL PENELITIAN

Diajukan sebagai syarat dalam penulisan skripsi


Oleh:
                                                                 ASEP HERDIANA                                                                                          
 NIM:     0821039293

                 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI, KESEHATAN, DAN REKREASI                                 
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) 
                                                     SEBELAS APRIL SUMEDANG                                                        2012 

KATA PENGANTAR

       Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah S.W.T, karena atas kekuasaan dan kehendak-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan Proposal Skripsi yang berjudul “Kontribusi Latihan Kelentukan Pergelangan Tangan Terhadap Kemampuan Wallbounce Tenis Meja”, (Studi Eksperimen pada peserta didik kelas IV SD Negeri Bantarjambe, Kecamatan Cisitu, Kabupaten Sumedang). 
       Pembuatan proposal ini dimaksudkan untuk memenuhi persyaratan dalam penulisan skripsi pada jenjang program S1 Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Sebelas April Sumedang Tahun Akademik 2011/2012. Selain itu juga, proposal ini dimaksudkan untuk dijadikan pedoman atau langkah-langkah dalam pelaksanaan penelitian nantinya. Yaitu penelitian dalam pembelajaran pendidikan jasmani dengan menerapkan program latihan kelentukan pergelangan tangan pada tenis meja untuk meningkatkan kemampuan wallbounce tenis meja, khususnya untuk siswa kelas IV SD Negeri Bantarjambe, Kecamatan Cisitu, Kabupaten Sumedang.
       Untuk itulah, maka penulis menyusun proposal ini dengan harapan dapat memberikan alternatif pemecahan sehingga dapat dilaksanakan dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani khususnya di sekolah dasar tempat penulis melakukan observasi penelitian serta umumnya untuk sekolah dasar yang menemui masalah yang hampir sama.
       Dalam penyusunan proposal ini, penulis telah berusaha dengan segenap kemampuan, sebagaimana penulis tentunya masih banyak kekurangan dan kesalahan atau masih jauh dari kesempurnaan, karena segala keterbatasan yang penulis miliki. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari para pembaca untuk perbaikan dan kesempurnaan penyusunan proposal berikutnya. Akhirnya, penulis berharap semoga proposal ini bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Sumedang, 14 Maret 2012

KONTRIBUSI LATIHAN KELENTUKAN PERGELANGAN TANGAN TERHADAP KEMAMPUAN WALLBOUNCE TENIS MEJA                 (Studi Eksperimen pada peserta didik kelas IV SD Negeri Bantarjambe, Kecamatan Cisitu, Kabupaten Sumedang)

A.   Latar Belakang Masalah
       Pembinaan dan pengembangan olahraga merupakan bagian upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia. Di Indonesia pembinaan ini diarahkan pada peningkatan jasmani, mental, rohani, membentuk watak dan kepribadian, disiplin dan sportivitas tinggi guna meningkatkan prestasi yang dapat membangkitkan rasa kebanggaan nasional.
       Salah satu upaya untuk mewujudkan tujuan pembinaan dan pendidikan dapat dilakukan melalui kegiatan olahraga di sekolah yang diterapkan dengan baik, serta diarahkan, dilatih, dibimbing, dan dikembangkan sehingga pembibitan olahraga yang berbakat akan lebih cepat berhasil.
       Tenis meja sebagai salah satu olahraga yang populer baik di tingkat nasional maupun internasional, dalam perkembangannya saat ini banyak digemari oleh masyarakat Indonesia baik masyarakat umum maupun kalangan siswa sekolah dasar. Hal ini terbukti dengan makin banyaknya kejuaraan tenis meja antar pelajar atau instansi sekolah yang diadakan baik di tingkat daerah maupun di tingkat Kabupaten dan Provinsi.
       Materi pelajaran tenis meja yang diberikan di sekolah merupakan mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan. Oleh karena itu, bagi guru Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan dituntut harus memiliki kompetensi profesional yaitu kemampuan penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam. Pada umumnya pelaksanaan pembelajaran tenis meja yang diberikan oleh para guru di sekolah hanya memperhatikan penguasaan teknik dasar, taktik serta strategi.
       Tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dalam proses belajar mengajar tenis meja adalah siswa dapat memiliki keterampilan bermain tenis meja dengan teknik gerakan yang baik dan benar. Namun pada kenyataannya di lapangan, setelah penulis sebagai pengajar selesai memberikan materi pelajaran tenis meja tersebut, masih terdapat kekurangan yaitu pada faktor kemampuan wallbounce tenis meja.
       Berdasarkan pengamatan dari hasil tes akhir tenis meja pada murid kelas IV SD Negeri Bantarjambe, hampir 80% murid tidak bisa menerima dan mengembalikan bola dengan baik.
       Dari uraian di atas, muncul dalam pemikiran penulis bahwa melalui latihan kelentukan pergelangan tangan diharapkan secara langsung maupun tidak langsung dapat meningkatkan kemampuan wallbounce tenis meja. Karena untuk mampu mendapatkan prestasi lebih tinggi, tenis meja juga membutuhkan kelengkapan kondisi fisik disamping penguasaan teknik dasar, taktik serta strategi.
       Seperti yang dikemukakan oleh Mochammad Sajoto dalam bukunya, pembinaan kondisi fisik dalam olahraga bahwa kalau seorang atlet ingin berprestasi harus memiliki kondisi fisik seperti: kekuatan (strength), daya tahan (endurance), daya ledak otot (muscular power), kecepatan (speed), koordinasi (coordination), kelenturan atau kelentukan (fleksibility), kelincahan (agility), keseimbangan (balance), ketepatan (accuracy), dan reaksi (reaction).
       Dengan demikian, maka pada kesempatan ini penulis mencoba mengadakan suatu penelitian dengan judul “Kontribusi Latihan Kelentukan Pergelangan Tangan Terhadap Kemampuan Wallbounce Tenis Meja” (Studi Eksperimen pada peserta didik kelas IV SD Negeri Bantarjambe, Kecamatan Cisitu, Kabupaten Sumedang).

B.   Rumusan Masalah
       Mengacu pada uraian latar belakang di atas, maka dirumuskan beberapa permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
  1. Apakah latihan kelentukan pergelangan tangan dapat memberikan kontribusi terhadap kemampuan wallbounce tenis meja pada peserta didik kelas IV SD Negeri Bantarjambe?
  2. Seberapa besar kontribusi latihan kelentukan pergelangan tangan terhadap kemampuan wallbounce tenis meja pada peserta didik kelas IV SD Negeri Bantarjambe?


C.  Batasan Masalah
       Pembatasan masalah dilakukan agar permasalahan tetap berada pada lingkup yang sesuai serta selalu terarah, sehingga dapat dicapai solusi yang tepat pada pokok permasalahan secara lebih operasional, maka penulis akan membatasi masalah penelitian ini sebagai berikut:
  1. Variabel bebas adalah latihan kelentukan pergelangan tangan sedangkan variabel terikat adalah kemampuan wallbounce pada tenis meja.
  2. Obyek penelitian adalah peserta didik kelas IV SD Negeri Bantarjambe, Kecamatan Cisitu, Kabupaten Sumedang.
  3. Tempat penelitian adalah SD Negeri Bantarjambe, dengan menggunakan ruangan kelas IV dan halaman sekolah.
  4. Instrumen penelitian yang dipakai untuk memperoleh data yaitu tes sikap wallbounce tenis meja.


D.  Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.  Tujuan Penelitian
       Tujuan umum dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
  • Memperoleh data yang obyektif tentang pentingnya latihan kelentukan pergelangan tangan untuk meningkatkan kemampuan wallbounce tenis meja pada peserta didik kelas IV SD Negeri Bantarjambe.
  • Dapat memilih program latihan untuk meningkatkan kemampuan wallbounce tenis meja yang relevan digunakan. (Sebagai alternatif pilihan latihan fisik yang relevan untuk meningkatkan kemampuan wallbounce  tenis meja).

       Tujuan khusus yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu:
  • Ingin mengetahui apakah latihan kelentukan pergelangan tangan dapat memberikan kontribusi terhadap kemampuan wallbounce tenis meja pada peserta didik kelas IV SD Negeri Bantarjambe.
  • Ingin mengetahui seberapa besar kontribusi latihan kelentukan pergelangan tangan terhadap kemampuan wallbounce tenis meja pada peserta didik kelas IV SD Negeri Bantarjambe.


2.    Manfaat Penelitian
       Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat baik secara teoritis maupun secara praktis, adapun beberapa manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
  • Sebagai bahan kajian dalam penelitian dan sebagai penerapan ilmu pengetahuan yang diperoleh.
  • Untuk menjadi bahan pertimbangan memilih program latihan dalam pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan di sekolah dasar.
  • Sebagai bahan masukan bagi para tenaga kependidikan khususnya guru Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan dalam upaya meningkatkan kemampuan wallbounce tenis meja.
  • Agar dapat diterapkan dalam pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan di sekolah dasar.


E.  Anggapan Dasar dan Hipotesis
      1.  Anggapan Dasar
       Penelitian ilmiah memerlukan suatu anggapan dasar, karena dengan anggapan dasar seorang peneliti mempunyai landasan dan keyakinan dalam menetapkan dan melaksanakan kegiatannya. Surakhmad (1998: 107) menjelaskan bahwa, “Anggapan dasar atau postulat adalah sebuah titik tolak penelitian yang kebenarannya diterima oleh penyelidik dapat merumuskan postulat yang berbeda”. Berkaitan dengan latihan kelentukan, Mahendra dkk (1997: 10) menjelaskan bahwa: “Kelentukan adalah jarak gerakan yang dimungkinkan oleh persendian dan otot-otot disekitarnya.”
       Dari uraian tersebut di atas penulis menyimpulkan bahwa lentuk tidaknya seseorang banyak ditentukan oleh luas sempitnya ruang gerak sendi-sendi serta elastisitas tidaknya otot-otot. Kelentukan merupakan kualitas yang spesifik, artinya seseorang bisa jadi sangat lentuk dalam satu set persendian tetapi tidak begitu lentuk pada persendian lain.
       Ada persendian yang merespon lebih cepat, ada persendian yang merespon agak lambat pada latihan. Kelentukan sangat penting hampir dalam semua cabang olahraga, meskipun kepentingannya berbeda-beda antara olahraga yang satu dengan olahraga lainnya.
       Berkaitan dengan olahraga tenis meja perhatian terhadap komponen kelentukan, khususnya latihan kelentukan pergelangan tangan perlu terus ditingkatkan. Karena kelentukan pergelangan tangan dalam olahraga tenis meja sangat dibutuhkan bahkan sangat menentukan menang atau tidaknya dalam suatu pertandingan.
       Dengan demikian, salah satu bentuk latihan yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan wallbounce tenis meja adalah latihan kelentukan pergelangan tangan. Dan diharapkan akan memberikan gerakan-gerakan yang semula sukar dilakukan menjadi lebih semakin mudah, otomatis, dan reflektif dalam melakukan wallbounce tenis meja.
 
     2.  Hipotesis 
       Dengan mengacu pada anggapan dasar di atas maka hipotesis penelitian ini adalah; “Latihan kelentukan pergelangan tangan memberikan kontribusi terhadap kemampuan wallbounce tenis meja pada peserta didik kelas IV SD Negeri Bantarjambe, Kecamatan Cisitu, Kabupaten Sumedang”.



F.   Penjelasan Istilah
       Agar tidak tenjadi kesalahpahaman dalam menafsirkan istilah-istilah yang terdapat di dalam penelitian ini, maka akan penulis jelaskan beberapa istilah dan pengertian yang ada dalam penelitian, yaitu:

  • Kelentukan (fleksibility), menurut Muhajir (2006: 62) diartikan sama dengan keleluasaan atau kemudahan gerakan, terutama pada otot-otot persendian. Dengan tujuan agar alat-alat pada sendi tidak kaku dan dapat bergerak dengan leluasa, tanpa ada gangguan yang berarti.
  • Keterampilan, menurut Peorwadarmita (1984: 247) adalah “kecakapan/ keterampilan merupakan kesanggupan, kemampuan, kemahiran melakukan sesuatu pekerjaan dengan baik”.
  • Kontribusi adalah sumbangan yang dapat memberikan dampak terhadap suatu kegiatan, pekerjaan, kebutuhan. Kontribusi adalah sumbangan dari salah satu atau beberapa variabel terhadap prediksi variabel lainnya.
  • Latihan adalah proses yang sistematis dari berlatih atau bekerja, yang dilakukan secara berulang-ulang yang semakin hari semakin meningkat beban latihan atau pekerjaannya (Harsono, 1988: 101).
  • Tenis meja adalah merupakan permainan yang dimainkan di dalam gedung (indoor game) oleh dua atau empat orang pemain. Cara memainkannya dengan menggunakan bat yang dilapisi karet untuk memukul bola celluloid melewati jaring yang tergantung di atas meja, yang dikaitkan pada tiang jaring.
  • Wallbounce adalah merupakan bentuk tes untuk mengukur kemampuan seseorang dalam menerima dan mengembalikan bola yang dipantulkan pada dinding, pada meja tenis yang ditegakkan, atau melalui bola yang dilemparkan oleh guru / pelatih.


G.  Kerangka Teori
1.  Tinjauan tentang Latihan Kelentukan (fleksibility)
       Fleksibility adalah bagian yang sangat penting bagi semua cabang olahraga. Oleh karena itu, unsur fleksibilitas harus mendapat perhatian yang lebih khusus dalam tiap latihan atau pembelajaran terutama cabang olahraga yang banyak membutuhkan fleksibilitas, antara lain tenis meja.
       Dalam permainan tenis meja banyak faktor yang harus diperhatikan. Salah satu faktor adalah kondisi fisik antara lain; fleksibilitas. Sebab fleksibilitas ini sangat menunjang dalam keterampilan melakukan pukulan (stroke) pada permainan tenis meja. Bahkan memungkinkan dapat menunjang terhadap kemampuan wallbounce tenis meja.
       Sebagaimana yang dikemukakan oleh Peni Mutalib: “Fleksibilitas yaitu komponen yang memungkinkan gerakan sendi yang makin luas, hanya perlu diingat bahwa makin kuat otot makin besar tendonnya, sehingga latihan fleksibilitas harus diikuti latihan kekuatan dengan demikian akan didapat tendon yang kekar dan tetap fleksibel”.
       Pendapat lain yang juga dikemukakan oleh Harsono bahwa: “Orang yang fleksibel adalah orang yang mempunyai ruang gerak yang luas dalam sendi-sendinya dan mempunyai suatu otot yang elastis, biasanya terbatas ruang gerak sendi-sendinya.
       Jadi faktor utama yang membantu menentukan fleksibilitas adalah elastisnya otot. Dalam melakukan aktivitas olahraga unsur fleksibilitas sangatlah diperlukan untuk tidak terjadinya suatu yang tidak kita inginkan seperti cedera terutama pada persendian.
       Mochammad Sajoto mengemukakan bahwa; “Fleksibilitas adalah keefektifan seseorang dalam mengulurkan seluas-luasnya terutama otot-otot, ligamen pada sekitar persendian”. Dengan demikian, orang yang lentuk adalah orang yang mempunyai ruang gerak yang luas dalam sendi-sendinya serta mempunyai otot yang elastis.
       Berdasarkan uraian-uraian di atas, bahwa kelentukan pergelangan tangan memungkinkan dapat menimbulkan kemampuan untuk melakukan gerak sendi dari berbagai arah di dalam melakukan pukulan (stroke) serta kemampuan wallbounce tenis meja, dimana tangan yang akan sangat berpengaruh dalam melecutkan secara horizontal setiap pukulan yang cepat, tepat dan terarah pada sasaran yang diinginkan. 
       Latihan kelentukan pergelangan tangan merupakan bentuk latihan yang dikhususkan untuk melatih sendi-sendi dan otot pergelangan tangan, sehingga dengan latihan tersebut akan didapat tendon atau otot yang kekar dan tetap fleksibel. Bentuk-bentuk latihan pergelangan tangan ini dapat dilakukan dengan peregangan dinamis, peregangan statis, peregangan pasif, peregangan konstraksi relaksasi, dan dapat juga dilakukan dengan menggunakan alat bantu latihan.
       Dengan demikian, dalam penelitian ini penulis akan memberikan bentuk latihan pergelangan tangan dengan menggunakan alat bantu latihan berupa botol sprite atau fanta bekas. Adapun cara pelaksanaannya atau langkah-langkah latihan kelentukan pergelangan tangan tersebut adalah sebagai berikut:
  • Buat formasi siswa menjadi dua bersap.
  • Berdiri tegak, kaki dibuka selebar bahu. Setiap satu orang siswa memegang botol. Tangan yang memegang botol adalah tangan yang biasa digunakan untuk memegang bat (alat pukul tenis meja).
  • Luruskan tangan yang memegang botol ke samping secara horizontal, dengan posisi pegangan menghadap ke depan. Kemudian pergelangan tangan yang memegang botol digerakan ke arah depan, seperti gerakan sedang menulis.
  • Gerakan ini dilakukan hanya pada bagian pergelangan tangan saja, tanpa menekukkan sikut atau menggerakkan bagian lengan yang lain.
  • Untuk latihan awal. Lakukan gerakan ini sebanyak 10 kali hitungan, dan dilakukan secara berulang-ulang.
  • Sikap badan masih tetap tegak seperti pada langkah kedua. Untuk latihan kelentukan pergelangan tangan selanjutnya yaitu gerakan putaran, dilakukan searah dengan arah jarum jam, sebanyak 10 kali hitungan. Kemudian gerakan selanjutnya putar pergelangan tangan dengan arah kebalikannya, sebanyak 10 kali hitungan.

2.    Tinjauan tentang Kemampuan Wallbounce Tenis Meja
       Wallbounce adalah merupakan bentuk tes untuk mengukur kemampuan seseorang dalam menerima dan mengembalikan bola yang dipantulkan pada dinding, pada meja tenis yang ditegakkan, atau melalui bola yang dilemparkan oleh guru/ pelatih.
       Dalam permainan tenis meja, laju bola demikian cepatnya sehingga diperlukan kemampuan wallbounce yang baik untuk menguasainya. Bila seorang pemain tenis meja tidak mempunyai kemampuan wallbounce yang baik, ia akan terpana melihat bola.
       Dengan demikian yang dimaksud wallbounce tenis meja penekanannya hanya pada kemampuan, keuletan seseorang pemain dalam menerima dan mengembalikan bola, kemampuan melakukan rally-ball pukulan (tik-tak) baik dengan pukulan forehand maupun backhand, juga kecepatan bergerak untuk bereaksi dan mereaksi bola yang datang, baik bola yang datang ke arah samping kiri, samping kanan, bola jauh ke arah belakang, maupun bola yang jatuh dekat net.

H.  Metode Penelitian
a)    Metode Penelitian
       Metode penelitian yang penulis gunakan untuk menguji kebenaran hipotesis, yang telah diajukan adalah metode eksperimen. Metode ini sesuai dengan sifat permasalahan yang akan diteliti penulis, yaitu eksperimen meneliti kontribusi latihan kelentukan pergelangan tangan terhadap kemampuan wallbounce tenis meja pada peserta didik kelas IV SD Negeri Bantarjambe.
       Mengenai pengertian metode eksperimen, Surakhmad (1998: 149) menjelaskan sebagai berikut:
Dalam arti yang luas, bereksperimen adalah mengadakan kegiatan percobaan untuk melihat sesuatu hasil. Hasil itu yang akan menegaskan bagaimanakah kedudukan perhubungan kausal antara variabel-variabel yang diselidiki. Tujuan eksperimen bukanlah pada pengumpulan data dan deskripsi data melainkan pada penemuan faktor-faktor penyebab dan faktor-faktor akibat, karena itu maka di dalam eksperimen orang bertemu dengan dinamika dalam interaksi variabel-variabel.
       Berdasarkan uraian di atas, jelas bahwa metode penelitian haruslah sesuai dengan permasalahan dan tujuan penelitian, agar memberikan gambaran dalam kaitannya dengan suatu permasalahan. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang merupakan faktor-faktor yang berperan dalam gejala yang diteliti. Variabel bebasnya adalah latihan kelentukan pergelangan tangan, sedangkan variabel terikatnya adalah kemampuan wallbounce tenis meja. Oleh karena itu, variabel-variabel itu harus dikendalikan agar tidak mengacaukan penelitian.
       Dalam penelitian ini menggunakan metode eksperimen didasari dengan tujuan dalam penelitian ini, yakni membutikan hipotesis bahwa latihan kelentukan pergelangan tangan berkontribusi terhadap kemampuan wallbounce tenis meja pada peserta didik kelas IV SD Negeri Bantarjambe. Dengan demikian maka penelitian yang sesuai adalah praktek atau eksperimen berupa tindakan latihan kelentukan pergelangan tangan yang sudah diprogram untuk pelaksanaannya.
b)   Populasi dan Sampel
       b.1 Populasi
       Setiap penelitian memerlukan sejumlah obyek yang akan diteliti, populasi merupakan sumber data yang sangat penting. Populasi menurut Surakhmad (1998: 93) dapat diartikan sebagai berikut: “Sekelompok subyek, baik manusia maupun gejala, nilai tes, benda-benda, atau peristiwa”. Selain itu, Sujana (1986: 5) mengemukakan populasi adalah “Semua nilai yang mungkin, hasil menghitung atau pengukuran, kuantitatif maupun kualitatif, daripada karakteristik tertentu mengenai sekumpulan data yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya.”
       Berdasarkan penjelasan di atas, maka yang menjadi populasi pada penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas IV SD Negeri Bantarjambe, Kecamatan Cisitu, Kabupaten Sumedang yang jumlahnya 15 orang siswa.
       b.2   Sampel
       Sampel adalah proses menarik sebagian subyek, gejala atau obyek yang terdapat pada populasi (Sudjana, 1988: 71). Lebih lanjut, Sudjana (1988: 73) mengemukakan bahwa “Jika populasi kurang dari 100, bisa diambil 20-50%.” 
       Yang dimaksud dengan sampel, menurut Surakhmad (1982: 107), adalah “Penarikan dari sebagian populasi untuk mewakili seluruh populasi.” Segala karakteristik populasi hendaknya tercermin dalam sampel yang diambil.
       Berhubung populasi penelitian ini relatif sedikit, maka sampel pada penelitian ini diambil dengan menggunakan teknik total sampling, atau sampel total. Artinya seluruh populasi, yakni seluruh peserta didik kelas IV SD Negeri Bantarjambe, Kecamatan Cisitu, Kabupaten Sumedang, yang terdiri dari 15 orang siswa.

c)   Desain Penelitian
       Desain penelitian adalah step-step atau langkah yang utuh dan berurutan yang dibuat lebih dahulu sehingga keterangan yang ingin diperoleh dari percobaan akan mempunyai hubungan yang nyata dengan masalah penelitian. Dengan adanya desain penelitian, maka keyakinan akan diperoleh data yang cocok serta dapat dianalisa secara obyektif semakin bertambah, dan inferensi yang valid terhadap populasi yang diinginkan akan terjamin diperoleh. Karena desain penelitian diperlukan untuk sedapat mungkin memaksimumkan dan memperoleh keterangan-keterangan yang berhubungan dengan masalah penelitian, maka desain penelitian harus sederhana, efisien, serta efektif sesuai dengan waktu, uang, tenaga yang digunakan dalam penelitian tersebut.
       Adapun desain eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah “Randomized pre and post test design”, yang dapat digambarkan seperti gambar di bawah ini:

Treatmen
Sampel :                                     T1---------------------------------------- T2
X1
Keterangan:
T1      : Tes awal kemampuan wallbounce tenis meja.
T2      : Tes akhir kemampuan wallbounce tenis meja.
X1      : Latihan kelentukan (fleksibilitas) pada pergelangan tangan.
       Langkah-langkah penelitian yang diterapkan dalam studi ini dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

POPULASI
*
SAMPEL
*
TES AWAL KEMAMPUAN WALLBOUNCE TENIS MEJA
*
LATIHAN KELENTUKAN (fleksibilitas) PADA PERGELANGAN TANGAN
*
TES AKHIR KEMAMPUAN WALLBOUNCE TENIS MEJA
*
TEKNIK PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Keterangan:
       Langkah pertama menentukan jumlah sampel. Pada penelitian ini sampel diambil dengan menggunakan teknik total sampling. Artinya seluruh populasi, yakni seluruh peserta didik kelas IV SD Negeri Bantarjambe, Kecamatan Cisitu, Kabupaten Sumedang, yang terdiri dari 15 orang siswa. Langkah kedua tes awal kemampuan wallbounce tenis meja yaitu tes yang dilaksanakan sebelum siswa diberikan tindakan atau pelatihan kelentukan pergelangan tangan. Langkah ketiga; tes akhir kemampuan wallbounce tenis meja, yaitu tes yang dilaksanakan setelah siswa diberikan tindakan atau pelatihan kelentukan pergelangan tangan. Dan langkah yang terakhir yaitu teknik pengumpulan dan pengolahan data.

d)   Instrumen Penelitian
       Untuk mengetahui tingkat keberhasilan belajar peserta didik sebelum dan sesudah pemberian tindakan dengan cara membandingkan nilai rata-rata yang telah diperoleh melalui kegiatan pembelajaran. Alat ukur yang digunakan oleh penulis ini adalah tes sikap wallbounce tenis meja berdasarkan penilaian subyektif, yaitu meliputi; (1) Kemampuan dalam menerima dan mengembalikan bola, (2) Keuletan dalam melakukan rally-ball pukulan (pukulan tik-tak) baik dengan pukulan forehand maupun backhand, (3) Kecepatan bergerak untuk bereaksi dan mereaksi bola yang datang.
       

       Adapun langkah-langkah pelaksanaan tes adalah sebagai berikut:
1.   Tahap persiapan
  • Menyediakan sarana dan prasarana tenis meja, seperti meja tenis, 20 buah bola tenis, 4 buah bat (alat pemukul).
  • Menyediakan buku daftar nilai untuk mencantumkan hasil yang diperoleh peserta didik dari setiap kategori yang dinilai.
  • Melaksanakan pemanasan (warm-up) dengan streching statis dan dinamis, kemudian lari di tempat dengan mengikuti irama tepuk tangan guru.
  • Pelemasan (gerakan mengayunkan kedua lengan ke atas diikuti gerakan kepala sambil menarik dan mengeluarkan nafas dengan perlahan-lahan).

2.   Pelaksanaan tes
  • Peserta didik yang dites berdasarkan urutan absensi.
  • Peserta didik yang dites berdiri di tengah-tengah depan meja tenis dalam keadaan sikap siap menerima bola (stance).
  • Kemudian guru melemparkan bola satu persatu sebanyak 20 bola tenis.
  • Lemparkan bola pertama dipantulkan ke arah sudut kanan meja, lemparkan bola kedua ke arah sudut kiri meja, ketiga bola yang dipantulkan jauh ke arah beakang meja, dan lemparan bola keempat dijatuhkan ke arah dekat net. Demikian seterusnya sampai 20 kali lemparan bola.
  • Setiap peserta didik yang dites harus berusaha mengembalikan bola yang dilemparkan guru tersebut, baik dengan pukulan forehand maupun backhand.
  • Setiap kali selesai satu orang peserta didik dites, guru mencantumkan nilai hasil tes dari 3 kategori tes wallbounce tenis meja yang dinilai seperti di atas.


e)    Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data
       Untuk memperoleh hasil dari penelitian ini maka diperlukan adanya pengolahan data. Ini bertujuan untuk memperoleh jawaban mengenai diterima tidaknya hipotesis sesuai dengan signifikansi yang diajukan.
       Berikut ini penulis akan mengemukakan langkah-langkah pengolahan data yang ditempuh pada penelitian ini.
1)  Mencari rata-rata
Rumus untuk mencari rata-rata : X ¯ =(?_x¦1)/n
Keterangan:
    X ¯     = Skor  rata-rata                                                                                          
   X_(1      )  = Skor mentan
    n      = Jumlah sampel
    ?¦?      =? Jumlah dari

2)  Mencari simpangan baku
Rumus : S =v(?¦?(x1-x)?^2 )/(n-1)
       Keterangan:
       S = Simpangan baku
       ? = Jumlah dari
?        X?_1 = Skor yang didapat
       n   = Banyaknya sampel
Menguji normalitas melalui uji liliefors
       Langkah-langkah uji liliefors sebagai berikut:
Meranking dari nilai skor terkecil hingga skor terbesar.
Menghitung luas batas Z individu (Z_1).
Z_1 = (X1- x ¯   )/S

Keterangan:
        x_1 = Besarnya nilai/skor yang diperoleh masing-masing.
X ¯ = Nilai rata-rata.
S     = Simpangan baku.

  • Menghitung nilai f (Z_1) melalui rumus: 0.5 + nol koma tabel F
  • Kalau perhitungan Z_1 negatif, rumus = 0.5 – nol koma F tabel.
  • Kalau perhitungan Z_1 positif, rumus = 0.5 + nol koma F tabel.
  • Menghitung proporsi, melalui rumus:

                                           S (Z_1) = (Banyaknya 21,22,23,….Z_(nZ_1 ),)/n    

  • Menghitung selisih antara F (Z_1) – s (Z_1).  
  • Menentukan nilai paling besar (Lo) dari selisih F (Z_1) – s (Z_1).  
  • Bandingkan (LO) dengan tabel pada taraf nyata 0,01.
  • Menguji normalitas dengan kriteria:
  • Apabila Lo hitung < Lo tabel, maka skor berdistribusi normal.
  • Tetapi, apabila Lo hitung > Lo tabel, maka skor berdistribusi tidak normal.
  • Menguji kesamaan dua rata-rata (uji data berpasangan)
  • Pendekatan statistik menggunakan rumus:

                                                                            t =B/(SB/vn)
Keterangan:
t = Nilai skor yang dicari
B = Nilai rata-rata beda
SB = Simpang baku beda
N = Jumlah responden
Kriteria Diterima Hipotesis
Jika = t (1 - 1/2 x) < t < t [1 - 1/2 x], dk (n – 1)
Tolak HO jika harga statistik yang dihitung > dari t tabel.
Terima HO jika harga statistik yang dihitung < dari t tabel.


DAFTAR PUSTAKA


Abdoellah, Arma, Drs. Msc. (1981). Olah Raga untuk Perguruan Tinggi. Cetakan                                         Yogyakarta: Sastra Hudaya.
Arikunto, Suharsimi. (1993). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
       Bina Aksara. Jakarta.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1979/1980. Olah Raga Tenis Meja.
       Jakarta.
Dumadi, Kasiyo D. Permainan Tenis Meja. Depdikbud, 1992.
Mahendra, Agus (1997). Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Grafindo Media
       Pratama. Bandung.
Surakhmad, Winarno. (1990). Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar Metode Teknik.
       Tarsito. Bandung.